Total Tayangan Halaman

Selasa, 03 Mei 2016

BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN

 BLENDED LEARNINGDALAM PEMBELAJARAN
             A.    KONSEP BLENDED LEARNING
Secara etimologi istilah Blended Learning terdiri dari dua kata yaitu Blended dan Learning. Kata blend berarti “campuran, bersama untuk meningkatkan kualitas agar bertambah baik” (Collins Dictionary), atau formula suatu penyelarasan kombinasi atau perpaduan (Oxford English Dictionary)(Heinze and Procter, 2006 : 236). Sedangkan learning memiliki makna umum yakni belajar, dengan demikian sepintas mengandung makna pola pembelajaran yang mengandung unsure pencampuran, atau penggabungan antara satu pola dengan pola yang lainnya.
Selain Blended learning ada istilah lain yang sering digunakan anatara blended learning dan hybrid learning. Istilah yang sering digunakan tadi mengandung arti yang sama yaitu perpaduan, percampuran atau kombinasi pembelajaran.  Supaya tidak membingungkan masalah tersebut pernah dijelaskan oleh Mainnen (2008) yang menyebutkan “blended learning mempunyai beberapa alternative nama, yaitu mixed learning, hybrid learning, blended blended e-learning dan melted learning (bahasa Finlandia).
Pada perkembangan istilah yang lebih popular adalah blended blended e- learning dibandingkan dengan blended learning. Kedua istilah tersebut merupakkan isu pendidikan terbaru dalam perembangan globalisasi dan teknologi blended e-learning. Zhao (2008:162) menjelaskan “issu blended e-learning sulit untuk didefinisikan karena merupakan sesuatu yang baru”.  Pernyataan dari Zhao juga menekankan pendekatan pembelajaran terbaru tapi penyampaian pesan yang dikombinasikan melalui dua cara online dan mengajar tatap muka pada tempat yang berjauhan dengan cara blended learning, suatu kombinasi tatap muka dan pendidikan jarak jauh.
Bhonk dan Graham (2006) Model perpisahan mengajar dan belajar sistem pembelajaran tradisional dan sistem penyebaran pembelajaran, yang menekankan peran pusat teknologi berbasis computer dalam blended learning.
Dari definisi-definisi yang tealah dijelaskan maka dapat dikatakan blended blended e-learning adalah kombinasi atau pengabunggan pendekatan aspek blended e-learning yang berupa web-based instruction, video streaming, audio, komunikasi synchronous dan asynchroumous dalam jalur blended e-learning system LSM dengan pembelajaran tradisional “tatap muka” termasuk juga metode mengajar, teori belajar dan dimensi pedagogic.
            B.     KARAKTERISTIK BLENDED LEARNING
Menurut Sharpen et.al (2006:18) karakteristik Blended Blende Learning, adalah :
      1.      Ketetapan sumber suplemen untuk program belajar yang berhubungan selama garis tradisional sebagian besar, melalui institusional pendukung lingkungan belajar virtual.
       2.      Transformative tingkat praktik didukung oleh rancangan pembelajaran sampai mendalam. 
       3.      Pandangan menyeluruh entang teknologi untuk mendukung pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan diatas, karakteristik blended blended learning adalah sumber suplemen dengan pendekatan tradisionalpembelajaran dan Pandangan tentang semua teknologi digunakan untuk mendukung pembelajaran.
           C.     PENERAPAN BLENDED LEARNING
Blended e-learning kini banyak digunakan oleh para penyelenggara pendidikan tebuka dan jarak jauh. Jika dikaji secara terminology maka blended e-learning menekankan pada penggunaan internet seperti pendapat Rosenberg (2001) menekankna bahwa blended e-learning merujuk pada penggunaan teknologi internet untuk mengirimkan serangkaian doludi yang dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
Perbedaan pembelajaran yang disampaikan melalui media ini mempunyai teks, grafik, animasi, simulasi, audio, dan video. Perbedaan pembelajaran Tradisional dengan blended e-learning yaitu kelas “tradisional”, guru dianggap sebagai orang yang serba tahu dan ditugaskan untuk menyalurkan ilmu pengetahuan kepada pelajarnya. Sedangkan di dalam pembelajaran “blended learning” akan “memaksa” pelajar memainkan peranana yang lebih aktif dalam pembelajaran. Pelajar membuat perancangan dan mencari materi dengan usaha, dan inisiatif sendiri.
           D.    PROSEDUR BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN
Mahasiswa pendidikan jarak jauh sebagian besar adalah lulusan akademik jenjang Diploma Dua atau Tiga. Mereka semua adalah guru-guru yang telah mengjar di sekolah dasar. Dalam rangka program sertifikasi sesuai Undang-undang guu dan dosen terbaru mereka sudah menyandang gelar sarjana atau diploma empat agar dapat disertifikasi. Untuk itu mereka mengikuti program S1 PGSD PJJ UPI untuk meraih gelar.
Sebagian besar mahasiswa tersebut adalah orang-orang dewasa yang telah beberapa tahun tidak mengikuti kegiatan akademik seperti perkulihan. Karenaitu program yang didikuti berbentuk jarak jauh agar mereka dapat tetap mengajar sambil kuliah. Maka model pembelajaran yang digunakan adalah model blende e-learning.
Gagne (1984) belajar yang efektif mempunyai criteria sebagai berikut : (1) melibatkan pembelajar dalam proses belajar; (2) mendorong munculnya keterampilan untuk belajar mandiri (learn how to learn); (3) meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pembelajar; (40 memberi motivasi untuk belajar lebih lanjut.
Darmodihardjo (1998;39) mengemukakan bahwa tutor dalam pelaksanaan tugasnya memiliki peran yang meliputi; (1) sebagai motivator; (2) sebagai fasilitator; (3) sebagai pembimbing; (4) pengembang materi pelajaran; (5) pengelola proses belajar mengajar; (6) agen pembaharuan.
Sementara itu Muhammad Zen (2000:69-70) mengemukakan bahwa tugas tutor selaku pengajar meliputi; (1) sebagai informatory, (2) sebagai organisator, (3) sebagai evaluator, (4) pengembangan materi pelajaran, (5) sebagai inisiator, (6) sebagai transmitter, (7) sebagai fasilitator, (8) sebagai mediator, (9) sebagai evaluator.


DAFTAR PUSTAKA
Rusman, dkk. 2013. Pembelajaran berbasis teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas guru. Jakarta: PT. RajaGrafindo.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar