PEMBELAJARAN BERBASIS
TIK
A. PEMBELAJARAN
BERBASIS TIK
Media Pembelajaran Berbasis ICT ( Internet and
Communication Technology) Media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk
jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti “Perantara” atau “Pengantar”
yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Beberapa
ahli memberikan definisi tentang media pembelajaran. Schramm (1977)
mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.
Brown (1973) mengungkapkan bahwa media pembelajaran
yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi terhadap
efektivitas pembelajaran. Pada mulanya, media pembelajaran hanya berfungsi
sebagai alat bantu guru untuk mengajar yang digunakan adalah alat bantu visual.
Sekitar pertengahan abad Ke–21 usaha pemanfaatan visual dilengkapi dengan
digunakannya alat audio, sehingga lahirlah alat bantu audio-visual. Sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), khususnya dalam
bidang pendidikan, saat ini penggunaan alat bantu atau media pembelajaran
menjadi semakin luas dan interaktif, seperti adanya komputer dan internet.
Sedangkan media Pembelajaran berbasis ICT adalah
alat yang digunakan dalam proses pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi
informasi. Dalam sistem ini interaksi antara pengajar (guru) dan peserta
(murid) ajar tidak harus saling bertatap muka (bertemu) secara fisik seperti
halnya dalam sistem pendidikan konvensional, mereka bertemu dalam ruang
teknologi informasi (internet) dengan memanfaatkan suatu media yang disebut
komputer.
Beberapa media yang dapat digunakan dalam
pembelajaran berbasis ICT, adalah :
- Internet
Internet adalah media sesungguhnya dalam pendidikan
berbasis TI, karena perkembangan internet kemudian muncul model-model
e-learning, distance learning, web base learning, dan istilah pendidikan
berbasis TI lainnya. Internet merupakan jaringan komputer global yang
mempermudah, mempercepat akses dan distribusi informasi dan pengetahuan (materi
pembelajaran) sehingga materi dalam proses belajar mengajar selalu dapat
diperbaharui. Sudah seharusnya dalam penerapan pendidikan berbasis TI tersedia
akses internet.
2.Intranet
Apabila penyediaan infrastruktur internet mengalami
suatu hambatan, maka intranet dapat dijadikan alternatif sebagai media
pendidikan berbasis TI. Karakteristik intranet hampir sama dengan internet,
hanya saja untuk area lokal (dalam suatu kelas, sekolah, gedung, atau antar
gedung). Model-model pembelajaran sinkron dan tidak sinkron dapat dengan mudah
dan lebih murah dijalankan pada intranet. Pada kondisi-kondisi tertentu
intranet justru dapat menjadi pilihan tepat dalam menerapkan pendidikan
berbasis TI.
3. Mobile
Phone
Pembelajaran berbasis TI juga dapat dilakukan dengan
menggunakan media telpon seluler, hal ini dapat dilakukan karena kemajuan
teknologi telpon seluler yang pesat. Seseorang bisa mengakses materi pembelajaran,
mengikuti pembelajaran melalui telpon seluler. Begitu canggihnya perkembangan
teknologi ini sampai memunculkan istilah baru dalam pembelajaran berbasis TI
yang disebut M-learning (mobile learning).
4. CD-ROM/Flash
Disk
Media CD-ROM atau flash disk dapat menjadi pilihan
apabila koneksi jaringan internet/intranet tidak tersedia. Materi pembelajaran
disimpan dalam media tersebut, kemudian dibuka pada suatu komputer. Pemanfaatan
media CD-ROM/flash disk merupakan bentuk pembelajaran berbasis TI yang paling sederhana
dan paling murah.
Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran Berbsis ICT, Internet
and Communication Technology (ICT) memilliki tiga fungsi utama yang digunakan
dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:
- Teknologi berfungsi sebagai alat (tools), untuk membantu pembelajaran, misalnya dalam mengolah kata
- Teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan(science),
- Teknologi berfungsi sebagai bahan dan alat bantu untuk pembelajaran(literacy).
Dalam hal ini teknologi dimaknai sebagai bahan
pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untukmenguasai sebuah kompetensi
berbantuan komputer. Dalam hal ini posisi teknologi tidakubahnya sebagai guru
yang berfungsi sebagai: fasilitator, motivator,transmitter, dan evaluator.
Sebagai bagian dari pembelajaran, teknologi/ICT memiliki tiga kedudukan, yaitu
sebagaisuplemen, komplemen, dan substitusi (Riyana, 2008).
Moldstad (dalam Harsya W Bachtiar, 1984) menyatakan
bahwa media pembelajaran berbasis ICT dalam proses pembelajaran akan dapat
menimbulkan kondisi-kondisi positif, seperti :
- Belajar lebih banyak terjadi jika media diintegrasikan dengan program instruksional yang tradisional.
- Jumlah belajar yang setara sering dapat tercapai dalam waktu yang lebih singkat dengan menggunakan teknologi instruksional.
- Program instruksional dengan menggunakan berbagai media yang didasarkan pada suatu pendekatan sistem, seringkali memudahkan siswa dalam belajar secara lebih efektif.
- Program-program multimedia dan atau tutorial audio untuk pembelajaran biasanya lebih disukai siswa bila dibandingkan dengan pengajaran tradisional.
B. PENDEKATAN
INSTRUKSIONAL DALAM PENDIDIKAN BERBASIS TIK
Menurut Lowther,
et.al.,beberapa teori belajar yang perlu dipahami untuk dijadikan landasan bagi
pelaksanaan pembelajaran berbasis TIK di LPTK di antaranya adalah,”constructivisme dari Bruner (1999),anchored instrution dari CTGV (1993),cognitive apprenticeship dari Brown
et.al.(1993),dan multiple intelegences
dari Gardner (1993).Teori-teori belajar tersebut diterapkan tidak secara
sendiri-sendiri tapi harus diterapkan secara terintegrasi (multiple).
Lowther,et.al. mengajukan beberapa metode pembelajaran untuk
membentuk kemampuan calon guru dalam menggunakan pendidikan berbasis web dan
teknologi lainnya di LPTK.yaitu:simulated
K-12 technology
classroom;modeling;observing/participating in technology setting;learning
technology skill;and reflective practices.
Instructional
Approaches (Lowther.ey.al.,2000:141)
Approach
|
Guidelines
|
Simulated K-12 technology classroom
|
Dalam pelaksanaan pembelajaran jenis ini harus mengikuti
beberapa syarat berikut:
-Kelas memiliki 3-6 komputer
-Mahasiswa keguruan dianggap dan memerankan siswa K-12
-Pelajaran berbasis masalah(problem-based)
-Pelajaran melibatkan kolaborasi -Mahasiswa melakukan pergantian peran dan aktifitas -Mahasiswa mengalami,menggunakan komputer sebagai alat -Mahasiswa mengalami memecahkan masalah teknis |
Modelling
|
Guru berperan seperti di bawah ini,bahkan ketika
melaksanakn simulated K-12 Technology Classroom:
-Sebagai fasilitator -Pengelola pergantian/rotasi peran mahasiswa dalam berbagai aktifitas yang dilakukan -Pemecah masalah teknis |
Observing/Participating in Technology Setting
|
Observasi dilakukan dengan:
-Tidak menonjolkan penggunaan teknologi kepada kepada siswa K-12 -Tidak mengancam karena kemampuan teknologi siswa tidak merupakan bagian yang perlu di observasi
Partisipasi:
-Dilakukan dalam suasana yang terbuka -Mahasiswa keguruan membantu ketika skill dan kapabilitas mereka sesuai dengan kebutuhan. |
Learning Technology Skill
|
Ada dua pendekatan yang bisa dipilih:
-Mengajarkan kemampuan teknologi terlebih dahulu,kemudian mengajarkan bagaimana mengintegrasikan teknologi ke dalam pengajaran -Mengajarkan kemampuan teknologi sesuai kebutuhan ketika menggunakan teknologi sebagai alat belajar |
Reflective Practice
|
Melakukan reflektif atas praktik/kegiatan yang telah
dilakukan:
-Mendorong pengembangan metakognitif -Membantu perkembangan rasa self-efficacy -Membimbing kegiatan penelitian |
C.
KEMAMPUAN
YANG DITUNTUT BAGI PENYELENGGARA PENDIDIKAN BERBASIS TIK
Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
(IPTEK).khususnya Teknologi Informasi dan Komunikasi (Information and
Communication Technologi.ICT) demikian pesat. Perkembangan teknologi komputer
ini, maka metoda pendidikan juga berkembang, sehingga proses pengajaran
berbantuan komputer ini maju terus menuju kesempurnaannya, namun secara garis
besarnya, dapat dikatergorikan menjadi dua, yaitu computer-based training (CBT)
dan Web-based training (WBT).
- Computer Based Training (CBT). CBT merupakan proses pendidikan berbasiskan komputer, dengan memanfaatkan media CDROM dan disk-based sebagai media pendidikan (Horton, 2000). Dengan memanfaatkan media ini, sebuah CD ROM bisa terdiri dari video klip, animasi, grafik, suara, multimedia dan program aplikasi yang akan digunakan oleh peserta didik dalam pendidikannya.
- Web Based training (WBT). Web-based training (WBT) sering juga diidentikkan dengan e-learning, dalam metoda ini selain menggunakan komputer sebagai sarana pendidikan, juga memanfaatkan jaringan Internet, sehingga seorang yang akan belajar bisa mengakses materi pelajarannya dimanapun dan kapanpun, selagi terhubung dengan jaringan Internet (Rossett, 2002).
Ada tiga pihak yang dituntut kemampuanya agar WBT
bisaa terselenggara yaitu pihak lembaga, pengelola, dan Guru/dosen.
Pertama, tuntutan kelembagaan. Situasi dan kondisi
yang seperti ini menuntut lembaga pendidikan perlu diciptakan sedemikian rupa
sehungga WBT memungkinkan berjalan. Dalam hal ini kita bias bercermin kepada
perusahaan yang telah menjalankan program pendidikan yang telah sukses dan yang
telah menyelenggarakan WBT.
Kedua, tuntutan pengelola. Sedangkan tuntutan atau
persyaratan yang harus dipenuhi oleh seseorang pengelola program WBT untuk
mendorong sukses WBT yaitu.
- Mampu untuk meyakinkan atau menemukan nilai-nilai baik yang ada dalam WBT yang bias diambil bagi kepentingan pendidikan dan pengembangan professional.
- Memahami secara mendalam mengenai pengaruh psikologis pelatihan yang menggunakan system virtual pada kewajiban terdidik.
- Mampu untuk menyesuaikan budaya dan sikap lembaga dalam penggunaan system pendidikan dan pelatihan online.
- Memahami bagaimana WBT memengaruhi organisasi.
- Memahami dan menyadari adanya berbagai keterbatasan baik secara hardware atau software.
Ketiga, tuntutan kemampan guru atau dosen. Untuk
bisa menyelanggarakan pendidikan yang berbasis web guru harus memiliki: menurut
Somekh dan Davis, dalam Rusman.
- Memiliki sikap positif terhadap Teknologi Informasi (TI) (positive attitdes to IT)
- Memahami potensi pendidikan dalam TI.
- Mampu menggunakan TI dalam kuriklum secara efektif.
- Mamap mengelola penggunaan TI di dalam kelas.
- Mampu menilai penggunaan TI.
- Mampu meyakinkan adanya perbedaan dan kemajuan.
- Memiliki kemampuan teknis untuk menggunakan TI serta sellau memperbarui kemampuan yang telah dimilikinya.
Sementara itu, dalam standart ini mengindikasikan
bahwa para guru harus: Pertama, memiliki pemahaman umum dan kemampuan
teknologi. Kedua, mampu menggunakan teknologi untuk meningkatkan kemampuan
dalam kehidupan professional dan personal. Ketiga, harus bias mengintegrasikan
teknologi kedalam kurikulum secara efektif.
DAFTAR PUSTAKA :
Rusman,
dkk. 2013. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Jakarta:
Rajawali Pers.(online). (http://berbasistik.blogspot.co.id/2016/01/kemampuan-yang-dituntut-bagi.html
, diakses 15 februari 2016)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar