KECERDASAAN JAMAK
A.
PENGERTIAN KECERDASAAN JAMAK
Dari segi terminology jamak berarti banyak atau lebih dari satu. Berarti
kecerdasan jamak itu kecerdasan yang lebih dari satu. Dalam bahasa aslinya
kecerdasan jamak dikenal dengan istilah Multiple Intellegence(MI).
Teori Multiple Intelligences bertujuan untuk mentransformasikan sekolah agar kelak sekolah
dapat mengakomodasi setiap siswa dengan berbagai macam pola pikirnya yang unik.
Howard Gardner (1993) menegaskan bahwa skala kecerdasan yang selama ini
dipakai, ternyata memiliki banyak keterbatasan sehingga kurang dapat meramalkan
kinerja yang sukses untuk masa depan seseorang.
Menurut Gardner, kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan
matematika logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan visual
spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan
intrapersonal, dan kecerdasan naturalis.
Kecerdasan Multiple Intelegensi adalah berbagai jenis kecerdasan yang dapat
dikembangkan pada anak, antara lain verbal-linguistik (kemampuan menguraikan
pikiran dalam kalimat-kalimat, presentasipidato, diskusi, tulisan),
logical-mathematical (kemampuan logika-matematik dalam memacahkan berbagai
masalah), visual spatial (kemampuan berpikir tiga dimensi), bodily-kinesthetic
(keterampilan gerak,menari,olahraga), musical (kepekaan dan kemampuan
berekspresi dan bunyi, nada, melodi, irama), intrapersonal (kemampuan memahami
dan kengendalikan diri sendiri), interpersonal (kemampuan memahami dan
menyesuaikan diri dengan orang lain), naturalist ( kemampuan memahami dan memanfaatkan
lingkungan).
Kecerdasan jamak yaitu pandangan baru tentang kecerdasan yang dikemukakan
Gadner (seperti yang dituliskan Thomas Amstrong “Menerapkan Multiple
Intelligences di Sekolah” Kaifa 2004 hal 2), meliputi kecerdasan linguistik,
kecerdasan matematis-logis, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetis-jasmani,
kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan
kecerdasan natural.
B.
KECERDASAAN DAN INTELEGENSI
Setiap individu berpikir menggunakan pikiran/inteleknya. Kemampuan intelegensilah
yang menentukan cepat tidaknya atau terselesaikannya tidaknya suatu masalah
yang sedang dihadapi. Pada hakikatnya intelengensi adalah kemampuan yang dibawa
sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu.
Stern dalam monks, knoers dan haditono (1999:29) mendefinisikan
intelegnsi sebagai disposisi untuk bertindak, untuk menentukan tujuan-tujuan
baru dalam hidup, membuat dan mempergunakan alat musik untuk mencapai tujuan
tertentu. Disposisi mempunyai arti sebagai potensi yang terarah pada tujuan.
Berdasakan konsep-konsep fungsional, binet dalam suryabrata (2000:137)
menyatakan sifat itelengsi ada 3 (tiga) macam, yaitu:
(1)
Kecenderungan untuk
menetapkan dan mempertahankan (memperjuangkan) tujuan tertentu. Makin cerdas seseorang,
maka semakin cakap dia membuat tujuan sendiri, punya inisiatif sendiri, tidak
menunggu perintah.
(2)
Kemampuan untuk mengadakan
penyesuaian dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Makin cerdas
seseorang, maka dia akan semakin dapa menyesuaikan cara-cara menghadapi sesuatu
dengan semestinya dan makin dapat bersikap kritis.
(3)
Kemampuan untuk oto-kritik,
yaitu kemampuan untuk mengkritik diri sendiri, kemampuan untuk belajar dari
kesalahannya, dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Intelegensi memang memainkan peran penting dalam kehidupan seseorang,
tetapi intelegensi bukanlah satu-satunya faktor yang menetukan sukses tidaknya
kehidupan seseorang. Banyak faktor lain yang ikut menentukan termasuk
didalamnya adalah kecerdasaan emosional (EQ) yang dipopulerkan oleh goleman
(1996:2)
C.
PERKEMBANGAN OTAK
Penelitian yang berkenaan dengan potensi bawaan telah dilakukan oleh
shatz dalam nash (1997:1) seorang ahli neurobiologi dari universitas of
california, bakeley, telah menemukan saat yang tepat tentang pembentukan
potensi bawaan ini. Didalam penelitiannya telah menyimpulkan bahwa potensi
bawaaan itu sudah terbentuk sejak 10-12 minggu setelah terjadinyaa proses
konsepsi (conception phase). Hal ini dikarenakan pada saat itulah sel-sel otak
jnin mulai terbentuk dan berkembang secara pesat. Lebih jauh penelitin itupun
juga dikatakan bahwa sejalan dengan pembentukan dan perkembangan otak secara
bertahap dan pasti potensi-potensi bawaan itu ikut tumbuh dan berkembang. Fase
konsepsi ini sangatlah perlu diketahui karena merupakan fase yang akan
menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak baik selama di dalam kandungan
maupun setelah anak itu dilahirkan ke dunia.
Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak potensi bawaan
ikut terus tumbuh dan berkembang. Hal ini berartti terhentinya suatu
pertumbuhan dan perkembnagan sel-sel otak juga akan menyembabkan pertumbuhan
dan perkembangan potensi itu terhenti. Pertumbuhan dan perkembnagan sel-sel
otak sangat pesat sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan janin. Hal ini
ditandai dengan bentuk kepala janin yang jauh lebih besar dari pada tubuh janin
itu sendiri.
Pertumbuhan dan perkembanagna otak sebenarnya ditentukan oleh sel syaraf
panjang yang mengantarkan pesan-pesan llisrtik lewat sistem syaraf dan otak yang
disebut dengan neuron. Otak yang telah terbentuk menghasilkan neuron yang
jumlahn ya kurang lebih 100 miliar yang mana jumlah ini jauh melebihi kebutuhan
yang sebenarnya. Neuron-neuron yang telah terbentuk ini terus tumbuh dan
berkembangan dengan mengeluarkan sambungan transmisi jarak jauh sistem syaraf
yang dinamakan akson, di setiap ujung akson ini mengeluarkan cabang-cabang
sebagai penghubng sementara dengan banyak sasaran.
Sehubung dengan teori belahan otak yang telah dijelaskan diatas, maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa pada saat dilahirkan struktur otak manusia
ditentukan secara genetis, tetapi cara berfungsinya sangat tergantung pada
interaksi dengan lingkungan.
D.
STRATEGI PENGEMBANGAN KECERDASAAN JAMAK
Bagi seorang pendidik anak usia dini pemahaman tentang teori kecerdasaan
jamak sangat penting. Tetapi ada hal yang lebih penting lagi yaitu bagaimana
menerapkan teori tersebut kedalam kegiatan belajar sehari-hari.
Pembelajaran dengan kecerdasaan jamaksangatlah penitng untuk mengutamakan
perbedaan individual pada anak didik. Implikasi teori kecerdasaan jamak dalam
proses pendidkna dan pembelajaran adalah bahwa pengajar perlu memperhatikan
modalitas kecerdasaan dengan carav menggunakan berbagai strategi dan pendekatan
sehingga anak akan dapat belajar sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.
Untuk lebih memahami tentang kecerdasaan jamak yang dapa dikembangan pada
diri setiap anak didik, maka berikut ini akan diuraikan berbagai kecerdasaan
tersebut. Adapaun urutan penyajian tidak menunjukkan bahwa satu kecerdasaan
lebih unggul dari kecerdasaan yang lain.
1.
Kecerdasan Linguistik
(Word Smart)
Kecerdasaan linguistik adalah kecerdasaan dalam mengolah kata, atau
kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif baik secara lisan maupun
tertulis. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat beragumentasi meyakinkan
orang, menghibur, atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang
diucapkannya. Kecerdasaan ini memiliki empat keterampilan yaitu ; menyimak,
membaca, menulis dan berbicara.
` Tujuan mengembangakan kecerdasaan linguistik yaitu:
1)
Agar anak mampu
berkomunikasi baik lisan maupun tulisan dengan baik.
2)
Memiliki kemampuan bahas
auntuk meyakinkan orang lain.
3)
Mampu mengingat dan
menghafal informasi.
4)
Mampu memberikan penjelasan.
5)
Mampu untuk membahsa bahasa itu
sendiri.(Linguistic Intelligence)
2.
Kecerdasaan logika matematika (number/ reasoning
smart)
Kecerdasan
logika matematis adalah kemampuan untuk memahami dasar-dasar operasional yang
berhubungan dengan angka dan prinsip-prinsip serta kepekaan melihat pola dan
hubungan sebab akibat serta pengaruh. Kemampuan tersebut ditunjukkan melalui
aktivitas membuat perhitungan, mengukur, mempertimbangkan perbandingan ukuran
dan hipotesis serta kemampuan memecahkan masalah matematis yang kompleks.
Anak-anak yang memiliki kecerdasan ini biasanya berpikir secara numerik atau
dalam konteks pola serta dalam urutan yang logis.
Anak-anak
tersebut biasanya terus-menerus bertanya, dan ingin tahu tentang peristiwa
alam. Kemudian Armstrong mengemukakan orang yang cerdas secara logika matematis
memiliki ciri sebagai berikut, yaitu a) mampu dalam penalaran, b) mengurutkan,
c) berpikir dalam pola sebab akibat, d) merumuskan hipotesis, e) merumuskan
keteraturan konseptual atau pola numerik dan f) memiliki pandangan hidup yang
umumnya rasional. Ciri-ciri tesebut dapat digunakan untuk mengenali
perkembangan kecerdasan logika matematis seseorang.
3.
Kecerdasaan fisik-kinestetik (Body Smart)
Kecerdasaan fisik adalah kecerdasaan dimana saat menggunakan kita mampu
melakukan gerakan-gerakan yang bagus, berlari, menari, membangun sesuatu, semua
seni dan hasta karya Banyak orangyang berbakat secara fisik dan “terampil
menggunakan tangan” tidak menyadari bahwa merek menunjukkan bentuk kecerdasaan
yang tinggi. Kecerdasaan yang sama nilainya dengan kecerdasaan yang lain.
Materi program pada kurikulum yang dapat mengembangakan kecerdasaaan fisik
antara lain ; akvitas fisik, modeling, dansa, menari, body language, sport dan
penampilan.
Berikut beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk menstimulasi kecerdasaan
fisik pada anak yaitu ;
1)
Menari
2)
Beramin peran
3)
Drama
4)
Latihan fisik
5)
Pantonim
6)
Berbagai olah gerak
4.
Kecerdasan Visual Spasial (Picture Smart)
Visual
spasial merupakan salah satu bagian dari kecerdasaan jamak yang berhubungana
erat dengan kemampuan untuk menvisualkan gambar di dalam pikiran seseorang,
atau untuk anak dimana dia berpikir dalam bentuk visualisasi dan gambar untuk
memecahkan sesuatu masalaha atau menemukan jawaban. Materi program dalam
kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasaan visual spasial anatara lain :
video, gambar, menggunakan model dan atau diagram.
Cara
mengembangakan kecerdasaan visual spasial pada anak :
1)
Menggambar dan melukis
2)
Mencoret-coret
3)
Menyanyi, mengenal dan membayangkan suatu konsep
4)
Membuat prakarya
5)
Mengunjungi berbagai tempat
6)
Melakukan permainan konstruktif dan kreatif
7)
Mengatur dan merancang
5. Kecerdasaan intrapersonal (self smart)
intrapersonal adalah kemammpuan diri kita
untuk berpikir secara reflektif, yaitu mengacu kepada kesadaraan reflektif
mengenai perasaan dan proses pemikiran diri sendiri. Adapun kegiatan yang
mencakup kecerdasaan ini ialah berpikir, meditasi, bermimpi, berdiam diri,
mencanagkan tujuan, refleksi, merenung, membuat jurnal, menilai diri, waktu
menyendiri, proyek yang dirintis sendiri, dan menulis intropeksi. Materi
program dalam kurikulum yang dapat mengembnagkan kecerdasaan intrapersonal
antara lain : refleks, perasaan, self analysis, keyakinan diri, mengagumi diri
sendiri, organisasi waktu, perencanaan untuk masa depan.
Cara
mengembangkan kecerdasaaan intrapersonal pada anak di sekolah :
1)
Menciptakan citra diri positif
2)
Menciptakan suasana yang mendukung pengembangana
kemampuan intrapersonal dan penghargaan diri anak.
Cara
mengembangakan kecerdasaan intrapersonal pada anak di rumah :
1)
Menuangkan isi hati dalam jurnal pribadi
2)
Bercakap-cakap tentang minat dan keadaan diri anak
3)
Memberikan kesempatan menggambar diri sendiri dari
sudut pandang anak
4)
Membayangkan diri di masa datang
5)
Mengajak berimajinasi jadi satu tokoh sebuah cerita
6. Kecerdasaa interpersonal (People Smart)
Kecerdasaan
interpersonal adalah berpikir lewat berkomunikasi dengan orang lain. Ini
mengacu pada “keterampilan manusia” dapat dengan mudah membaca, berkomunikasi,
dan berinteraksi dengan orang lain. Adapun kegaiatan yang mencakup kecerdasaan
ini adalahmemimpin, mengorgnisasi, berinteraksi, berbagi, menyayangi,
berbicara, sosialisasi, menjadi pendamai, permainan kelompok, klub,
teman-teman, kelompok, dan kerja sama.
Cara
mengembangkan kecerdasaan interpersonal pada anaka ; mengembangakan dukungan
kelompok, menetapkan aturan tingkah laku, memberi kesempatan bertanggung jawab
di rumah, bersama-sam menyelesaikan konflik, melakukan kegiatan sosial di
lingkungan, mengharagai perbedaan pendapat antara anak dengan teman sebaya,
menumbuhkan sikap ramah dan memahamai keragaman budaya lingkungan sosial dan
melatih kesabaran menunggu giliran berbicara, serta mendengarkan pembicaraan
orang lain terlebih dahulu.
7. Kecerdasaan Musikal (Music Smart)
Kecerdasaan
musikal yaitu kemampuan menagani bentuk-bentuk musikal, dengan cara mempersepsi
(penikmat musik), membedakan (kritikus musik), mengubah (komposer),
mengekspresikan (penyanyi). Kecerdasaan ini meliputi kepekaan pada irama, pola
titi nada pada melodi, dan warna nada atau warna suara suatu lagu.
Cara
mengembangakan kecerdasaan musikal pada anak ;
1)
Beri kesempatan
2)
Berikan stimulus-stimulus ringan
3)
Pengalaman empiris yang praktis
Strategi
pembelajaran untuk kecerdasaan musikal :
1)
Irama, lagu, rap, senandung
2)
Mencari lagu, lirik atau potongan lagu
3)
Musik supermemori
4)
Musik suasana
8. Kecerdasaan natural (nature Smart)
Kecerdasaan
naturalis yaitu keahlian mengenali dan mengkategorikan spesies (flora, fauna)
di lingkungan sekitar, mengenali eksistensi suatu spesies, memetakan hubungan
anatara beberapa spesies. Kecerdasaan ini juga meliputi kepekaan pada fenomena
alam lainnya (misalnya: formasi awan dan gunung-gunung), dan bagi mereka yang
dibesarkan dilingkungan perkotaan, kemampuan membedakan benda tak hidup,
seperti mobil, sepatu karet, dan sampul kaset cd, dan lain-lain.
Cara
mengembangkan kecerdasaan naturalis pada anak di sekolah : beri kesempatan pada
anak didik untuk mengetahui kemampuan yang ada pada dirinya, ceritakan “kondisi
akhir” sebagai keteladanaan dan inspirasi bagi mereka, misalnya: ahli-ahli
binatanag dan para peneliti alam. Buatlah kegiatan-kegiatan khusus yang dapat
dimasukkan ke dalam kecerdasaan naturalis, misal: “career day” dimana para
dokter dan ahli binatang menceritakan tentang kecerdasaan naturalisnya. Karya
wisata kebun binatang, pengalaman empiris praktis, misalnya mengamati alam dan
makhluk hidup, buat rak pameran stimulasi metamorfosa kupu-kupu, dan buat papan
permainan.
Strategi
pembelajaran kecerdasaan naturalis :
1)
Jalan-jalan di alam terbuka dan berdiskusi mengenai
apa yang terjadi dalam lingkungan sekitar
2)
Melihat keluar jendela
3)
Tanaman sebagai dekorasi, gunakan tanaman
sebagaimetamorfosa naturalistik untuk ilustrasi konsep setiap elajara, membawa
hewan peliharaan ke kelas, anak di beri tugas mencata perilaku hewan tersebut
4)
Ekostudi, ekologi yang di integrasikan ke dalam setiap
bagian pembelajaran di sekolah, kesimpulan penting bahwa agar anak memiliki
sikap hormat pada alam sekitar.
Daftar Rujukan :
Sujiono, Yuliani Nuraini. 2009. Konsep
Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta; PT Indeks
Tidak ada komentar:
Posting Komentar