Total Tayangan Halaman

Kamis, 16 Februari 2017

KECERDASAAN JAMAK

KECERDASAAN JAMAK

A.    PENGERTIAN KECERDASAAN JAMAK
Dari segi terminology jamak berarti banyak atau lebih dari satu. Berarti kecerdasan jamak itu kecerdasan yang lebih dari satu. Dalam bahasa aslinya kecerdasan jamak dikenal dengan istilah Multiple Intellegence(MI).
Teori Multiple Intelligences bertujuan untuk  mentransformasikan sekolah agar kelak sekolah dapat mengakomodasi setiap siswa dengan berbagai macam pola pikirnya yang unik. Howard Gardner (1993) menegaskan bahwa skala kecerdasan yang selama ini dipakai, ternyata memiliki banyak keterbatasan sehingga kurang dapat meramalkan kinerja yang sukses untuk masa depan seseorang.
Menurut Gardner, kecerdasan seseorang meliputi unsur-unsur kecerdasan matematika logika, kecerdasan bahasa, kecerdasan musikal, kecerdasan visual spasial, kecerdasan kinestetik, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan naturalis.
Kecerdasan Multiple Intelegensi adalah berbagai jenis kecerdasan yang dapat dikembangkan pada anak, antara lain verbal-linguistik (kemampuan menguraikan pikiran dalam kalimat-kalimat, presentasipidato, diskusi, tulisan), logical-mathematical (kemampuan logika-matematik dalam memacahkan berbagai masalah), visual spatial (kemampuan berpikir tiga dimensi), bodily-kinesthetic (keterampilan gerak,menari,olahraga), musical (kepekaan dan kemampuan berekspresi dan bunyi, nada, melodi, irama), intrapersonal (kemampuan memahami dan kengendalikan diri sendiri), interpersonal (kemampuan memahami dan menyesuaikan diri dengan orang lain), naturalist ( kemampuan memahami dan memanfaatkan lingkungan).
Kecerdasan jamak yaitu pandangan baru tentang kecerdasan yang dikemukakan Gadner (seperti yang dituliskan Thomas Amstrong “Menerapkan Multiple Intelligences di Sekolah” Kaifa 2004 hal 2), meliputi kecerdasan linguistik, kecerdasan matematis-logis, kecerdasan spasial, kecerdasan kinestetis-jasmani, kecerdasan musikal, kecerdasan interpersonal, kecerdasan intrapersonal, dan kecerdasan natural.
B.     KECERDASAAN DAN INTELEGENSI
Setiap individu berpikir menggunakan pikiran/inteleknya. Kemampuan intelegensilah yang menentukan cepat tidaknya atau terselesaikannya tidaknya suatu masalah yang sedang dihadapi. Pada hakikatnya intelengensi adalah kemampuan yang dibawa sejak lahir, yang memungkinkan seseorang berbuat sesuatu dengan cara tertentu.
Stern dalam monks, knoers dan haditono (1999:29) mendefinisikan intelegnsi sebagai disposisi untuk bertindak, untuk menentukan tujuan-tujuan baru dalam hidup, membuat dan mempergunakan alat musik untuk mencapai tujuan tertentu. Disposisi mempunyai arti sebagai potensi yang terarah pada tujuan. Berdasakan konsep-konsep fungsional, binet dalam suryabrata (2000:137) menyatakan sifat itelengsi ada 3 (tiga) macam, yaitu:
(1)   Kecenderungan untuk menetapkan dan mempertahankan (memperjuangkan) tujuan tertentu. Makin cerdas seseorang, maka semakin cakap dia membuat tujuan sendiri, punya inisiatif sendiri, tidak menunggu perintah.
(2)   Kemampuan untuk mengadakan penyesuaian dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Makin cerdas seseorang, maka dia akan semakin dapa menyesuaikan cara-cara menghadapi sesuatu dengan semestinya dan makin dapat bersikap kritis.
(3)   Kemampuan untuk oto-kritik, yaitu kemampuan untuk mengkritik diri sendiri, kemampuan untuk belajar dari kesalahannya, dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
Intelegensi memang memainkan peran penting dalam kehidupan seseorang, tetapi intelegensi bukanlah satu-satunya faktor yang menetukan sukses tidaknya kehidupan seseorang. Banyak faktor lain yang ikut menentukan termasuk didalamnya adalah kecerdasaan emosional (EQ) yang dipopulerkan oleh goleman (1996:2)
C.    PERKEMBANGAN OTAK
Penelitian yang berkenaan dengan potensi bawaan telah dilakukan oleh shatz dalam nash (1997:1) seorang ahli neurobiologi dari universitas of california, bakeley, telah menemukan saat yang tepat tentang pembentukan potensi bawaan ini. Didalam penelitiannya telah menyimpulkan bahwa potensi bawaaan itu sudah terbentuk sejak 10-12 minggu setelah terjadinyaa proses konsepsi (conception phase). Hal ini dikarenakan pada saat itulah sel-sel otak jnin mulai terbentuk dan berkembang secara pesat. Lebih jauh penelitin itupun juga dikatakan bahwa sejalan dengan pembentukan dan perkembangan otak secara bertahap dan pasti potensi-potensi bawaan itu ikut tumbuh dan berkembang. Fase konsepsi ini sangatlah perlu diketahui karena merupakan fase yang akan menentukan pertumbuhan dan perkembangan anak baik selama di dalam kandungan maupun setelah anak itu dilahirkan ke dunia.
Sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan sel-sel otak potensi bawaan ikut terus tumbuh dan berkembang. Hal ini berartti terhentinya suatu pertumbuhan dan perkembnagan sel-sel otak juga akan menyembabkan pertumbuhan dan perkembangan potensi itu terhenti. Pertumbuhan dan perkembnagan sel-sel otak sangat pesat sejalan dengan perkembangan dan pertumbuhan janin. Hal ini ditandai dengan bentuk kepala janin yang jauh lebih besar dari pada tubuh janin itu sendiri.
Pertumbuhan dan perkembanagna otak sebenarnya ditentukan oleh sel syaraf panjang yang mengantarkan pesan-pesan llisrtik lewat sistem syaraf dan otak yang disebut dengan neuron. Otak yang telah terbentuk menghasilkan neuron yang jumlahn ya kurang lebih 100 miliar yang mana jumlah ini jauh melebihi kebutuhan yang sebenarnya. Neuron-neuron yang telah terbentuk ini terus tumbuh dan berkembangan dengan mengeluarkan sambungan transmisi jarak jauh sistem syaraf yang dinamakan akson, di setiap ujung akson ini mengeluarkan cabang-cabang sebagai penghubng sementara dengan banyak sasaran.
Sehubung dengan teori belahan otak yang telah dijelaskan diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pada saat dilahirkan struktur otak manusia ditentukan secara genetis, tetapi cara berfungsinya sangat tergantung pada interaksi dengan lingkungan.
D.    STRATEGI PENGEMBANGAN KECERDASAAN JAMAK
Bagi seorang pendidik anak usia dini pemahaman tentang teori kecerdasaan jamak sangat penting. Tetapi ada hal yang lebih penting lagi yaitu bagaimana menerapkan teori tersebut kedalam kegiatan belajar sehari-hari.
Pembelajaran dengan kecerdasaan jamaksangatlah penitng untuk mengutamakan perbedaan individual pada anak didik. Implikasi teori kecerdasaan jamak dalam proses pendidkna dan pembelajaran adalah bahwa pengajar perlu memperhatikan modalitas kecerdasaan dengan carav menggunakan berbagai strategi dan pendekatan sehingga anak akan dapat belajar sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.
Untuk lebih memahami tentang kecerdasaan jamak yang dapa dikembangan pada diri setiap anak didik, maka berikut ini akan diuraikan berbagai kecerdasaan tersebut. Adapaun urutan penyajian tidak menunjukkan bahwa satu kecerdasaan lebih unggul dari kecerdasaan yang lain.
1.      Kecerdasan Linguistik  (Word Smart)
Kecerdasaan linguistik adalah kecerdasaan dalam mengolah kata, atau kemampuan menggunakan kata-kata secara efektif baik secara lisan maupun tertulis. Orang yang cerdas dalam bidang ini dapat beragumentasi meyakinkan orang, menghibur, atau mengajar dengan efektif lewat kata-kata yang diucapkannya. Kecerdasaan ini memiliki empat keterampilan yaitu ; menyimak, membaca, menulis dan berbicara.
`           Tujuan mengembangakan kecerdasaan linguistik yaitu:
1)      Agar anak mampu berkomunikasi baik lisan maupun tulisan dengan baik.
2)      Memiliki kemampuan bahas auntuk meyakinkan orang lain.
3)      Mampu mengingat dan menghafal informasi.
4)      Mampu memberikan penjelasan.
5)      Mampu untuk membahsa bahasa itu sendiri.(Linguistic Intelligence)

2.      Kecerdasaan logika matematika (number/ reasoning smart)
Kecerdasan logika matematis adalah kemampuan untuk memahami dasar-dasar operasional yang berhubungan dengan angka dan prinsip-prinsip serta kepekaan melihat pola dan hubungan sebab akibat serta pengaruh. Kemampuan tersebut ditunjukkan melalui aktivitas membuat perhitungan, mengukur, mempertimbangkan perbandingan ukuran dan hipotesis serta kemampuan memecahkan masalah matematis yang kompleks. Anak-anak yang memiliki kecerdasan ini biasanya berpikir secara numerik atau dalam konteks pola serta dalam urutan yang logis.
Anak-anak tersebut biasanya terus-menerus bertanya, dan ingin tahu tentang peristiwa alam. Kemudian Armstrong mengemukakan orang yang cerdas secara logika matematis memiliki ciri sebagai berikut, yaitu a) mampu dalam penalaran, b) mengurutkan, c) berpikir dalam pola sebab akibat, d) merumuskan hipotesis, e) merumuskan keteraturan konseptual atau pola numerik dan f) memiliki pandangan hidup yang umumnya rasional. Ciri-ciri tesebut dapat digunakan untuk mengenali perkembangan kecerdasan logika matematis seseorang.
3.      Kecerdasaan fisik-kinestetik (Body Smart)
Kecerdasaan fisik adalah kecerdasaan dimana saat menggunakan kita mampu melakukan gerakan-gerakan yang bagus, berlari, menari, membangun sesuatu, semua seni dan hasta karya Banyak orangyang berbakat secara fisik dan “terampil menggunakan tangan” tidak menyadari bahwa merek menunjukkan bentuk kecerdasaan yang tinggi. Kecerdasaan yang sama nilainya dengan kecerdasaan yang lain. Materi program pada kurikulum yang dapat mengembangakan kecerdasaaan fisik antara lain ; akvitas fisik, modeling, dansa, menari, body language, sport dan penampilan.
Berikut beberapa kegiatan yang dapat dilakukan untuk menstimulasi kecerdasaan fisik pada anak yaitu ;
1)      Menari
2)      Beramin peran
3)      Drama
4)      Latihan fisik
5)      Pantonim
6)      Berbagai olah gerak

4.      Kecerdasan Visual Spasial (Picture Smart)
Visual spasial merupakan salah satu bagian dari kecerdasaan jamak yang berhubungana erat dengan kemampuan untuk menvisualkan gambar di dalam pikiran seseorang, atau untuk anak dimana dia berpikir dalam bentuk visualisasi dan gambar untuk memecahkan sesuatu masalaha atau menemukan jawaban. Materi program dalam kurikulum yang dapat mengembangkan kecerdasaan visual spasial anatara lain : video, gambar, menggunakan model dan atau diagram.
Cara mengembangakan kecerdasaan visual spasial pada anak :
1)      Menggambar dan melukis
2)      Mencoret-coret
3)      Menyanyi, mengenal dan membayangkan suatu konsep
4)      Membuat prakarya
5)      Mengunjungi berbagai tempat
6)      Melakukan permainan konstruktif dan kreatif
7)      Mengatur dan merancang

5.      Kecerdasaan intrapersonal (self smart)
 intrapersonal adalah kemammpuan diri kita untuk berpikir secara reflektif, yaitu mengacu kepada kesadaraan reflektif mengenai perasaan dan proses pemikiran diri sendiri. Adapun kegiatan yang mencakup kecerdasaan ini ialah berpikir, meditasi, bermimpi, berdiam diri, mencanagkan tujuan, refleksi, merenung, membuat jurnal, menilai diri, waktu menyendiri, proyek yang dirintis sendiri, dan menulis intropeksi. Materi program dalam kurikulum yang dapat mengembnagkan kecerdasaan intrapersonal antara lain : refleks, perasaan, self analysis, keyakinan diri, mengagumi diri sendiri, organisasi waktu, perencanaan untuk masa depan.
Cara mengembangkan kecerdasaaan intrapersonal pada anak di sekolah :
1)      Menciptakan citra diri positif
2)      Menciptakan suasana yang mendukung pengembangana kemampuan intrapersonal dan penghargaan diri anak.
Cara mengembangakan kecerdasaan intrapersonal pada anak di rumah :
1)      Menuangkan isi hati dalam jurnal pribadi
2)      Bercakap-cakap tentang minat dan keadaan diri anak
3)      Memberikan kesempatan menggambar diri sendiri dari sudut pandang anak
4)      Membayangkan diri di masa datang
5)      Mengajak berimajinasi jadi satu tokoh sebuah cerita
6.      Kecerdasaa interpersonal (People Smart)
Kecerdasaan interpersonal adalah berpikir lewat berkomunikasi dengan orang lain. Ini mengacu pada “keterampilan manusia” dapat dengan mudah membaca, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain. Adapun kegaiatan yang mencakup kecerdasaan ini adalahmemimpin, mengorgnisasi, berinteraksi, berbagi, menyayangi, berbicara, sosialisasi, menjadi pendamai, permainan kelompok, klub, teman-teman, kelompok, dan kerja sama.
Cara mengembangkan kecerdasaan interpersonal pada anaka ; mengembangakan dukungan kelompok, menetapkan aturan tingkah laku, memberi kesempatan bertanggung jawab di rumah, bersama-sam menyelesaikan konflik, melakukan kegiatan sosial di lingkungan, mengharagai perbedaan pendapat antara anak dengan teman sebaya, menumbuhkan sikap ramah dan memahamai keragaman budaya lingkungan sosial dan melatih kesabaran menunggu giliran berbicara, serta mendengarkan pembicaraan orang lain terlebih dahulu.
7.      Kecerdasaan Musikal (Music Smart)
Kecerdasaan musikal yaitu kemampuan menagani bentuk-bentuk musikal, dengan cara mempersepsi (penikmat musik), membedakan (kritikus musik), mengubah (komposer), mengekspresikan (penyanyi). Kecerdasaan ini meliputi kepekaan pada irama, pola titi nada pada melodi, dan warna nada atau warna suara suatu lagu.
Cara mengembangakan kecerdasaan musikal pada anak ;
1)      Beri kesempatan
2)      Berikan stimulus-stimulus ringan
3)      Pengalaman empiris yang praktis
Strategi pembelajaran untuk kecerdasaan musikal :
1)      Irama, lagu, rap, senandung
2)      Mencari lagu, lirik atau potongan lagu
3)      Musik supermemori
4)      Musik suasana

8.      Kecerdasaan natural (nature Smart)
Kecerdasaan naturalis yaitu keahlian mengenali dan mengkategorikan spesies (flora, fauna) di lingkungan sekitar, mengenali eksistensi suatu spesies, memetakan hubungan anatara beberapa spesies. Kecerdasaan ini juga meliputi kepekaan pada fenomena alam lainnya (misalnya: formasi awan dan gunung-gunung), dan bagi mereka yang dibesarkan dilingkungan perkotaan, kemampuan membedakan benda tak hidup, seperti mobil, sepatu karet, dan sampul kaset cd, dan lain-lain.
Cara mengembangkan kecerdasaan naturalis pada anak di sekolah : beri kesempatan pada anak didik untuk mengetahui kemampuan yang ada pada dirinya, ceritakan “kondisi akhir” sebagai keteladanaan dan inspirasi bagi mereka, misalnya: ahli-ahli binatanag dan para peneliti alam. Buatlah kegiatan-kegiatan khusus yang dapat dimasukkan ke dalam kecerdasaan naturalis, misal: “career day” dimana para dokter dan ahli binatang menceritakan tentang kecerdasaan naturalisnya. Karya wisata kebun binatang, pengalaman empiris praktis, misalnya mengamati alam dan makhluk hidup, buat rak pameran stimulasi metamorfosa kupu-kupu, dan buat papan permainan.
Strategi pembelajaran kecerdasaan naturalis :
1)      Jalan-jalan di alam terbuka dan berdiskusi mengenai apa yang terjadi dalam lingkungan sekitar
2)      Melihat keluar jendela
3)      Tanaman sebagai dekorasi, gunakan tanaman sebagaimetamorfosa naturalistik untuk ilustrasi konsep setiap elajara, membawa hewan peliharaan ke kelas, anak di beri tugas mencata perilaku hewan tersebut
4)      Ekostudi, ekologi yang di integrasikan ke dalam setiap bagian pembelajaran di sekolah, kesimpulan penting bahwa agar anak memiliki sikap hormat pada alam sekitar.





 Daftar Rujukan :
Sujiono, Yuliani Nuraini. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta; PT Indeks





Tidak ada komentar:

Posting Komentar