MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD
A.
PILAR
PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD
Pengembangan kurikulum anak usia dini
hendaknya dikembangkan berdasarkan tiga pilar, yaitu :
1. Penataan
lingkungandi dalam dan di luar kelas.
2. Kegiatan
bermain dan alat permainan edukatif.
3. Interaksi
yang ditunjukkan oleh guru dan anak serta orang-orang yang terdapat di lembaga
pendidikan tersebut.
Selanjutnya pilar tersebut perlu
dijabarkan ke dalam suatu strategi pembelajaran pada pendidikan anak usia dini
yang terdiri dari komponen-komponen berikut ini
1. Tujuan
yang mengarah pada tugas-tugas perkembangan di setiap rentangan usia anak.
2. Materi
yang diberikan harus mengacu dan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan yang
sesuai dengan perkembangan anak.
3. Metodde
yang dipilih seharusnya bervariasi sesuai dengan tujun kegiatan belajar dan
mampu melibatkan anak secara aktif dan kreatif serta menyenangkan.
4. Media
dan lingkungan bermain yang digunakan haruslah aman, nyamana dan menimbulkan
ketertarikan bagi anak dan perlu adanya waktu yang cukup untuk bereksplorasi.
5. Evaluasi
yang terbaik dan di anjurkan untuk dilakukan adalah rangkaian sebah asesmen
melalui observasi partisipatif terhadap apa yang dilihat, di dengar dan
diperbuat oleh anak.
B.
PENDEKATAN
DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pada dasarnya terdapat 2 pendekatan yang
diguanaka untuk pendidikan anak usia dini, yaitu : Pendekatana perilaku dan
pendekatana perkembangan (Hainstock, 1999:7).
Pendekatan perilaku beranggapan bahwa konsep-konsep tidaklah berasal
dari dalam diri anak dan tidak berkembangn secara spontan. Sedangkan
perkembangan , berpandangan bahwa perkembanganlah yang memberikan kerangka
untuk memahami dan mengahargai pertumbuhan alami anak usia dini.
Adapun pendekatan dalam pengembangn
kurikulum paud yaitu :
1. Pendektana
tematik
Pembelajaran tematik merupakan suatu
strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang pengembangan untuk
memberikan pengalaman yang bermakna pada anak. Keterpaduan dalam pembelajaran
ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspekmkurikulum dan aspek
belajar mengajar.
Pembelajaran pada tahap ini haruslah,
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : (1) Berpusat pada anak, (2) memberikan
pengalaman langsung pada anak (3) pemisahan bidang pengembangan tidak begitu
jelas (4) menyajikan konsep dari berbagai bidang pengembangan dalam suatu proses pembelajaran (5) bersifat fleksibel
dan luwes.
Kekuatan pembelajaran tematik adalah :
(1) Pengalaman
dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak.
(2) Menyenangkan
karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak.
(3) Hasil
belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna.
(4) Mengembangakan
keterampilan berpikir anak dengan permasalahan yang dihadapai.
(5) Menumbuhkan
keterampilan sosial dalam bekerja sama, toleransi, komunikasi dan taggapan
terhadap gagasan orang lain.
2. Pusat
kegiatan belajar (sentra)
Pusat kegiatan belajar pada pembelajaran
yang berpusat pada anak di bangun atas dasar bahwa setiap anak memiliki
modalitas, gaya belajar, dan minat yang berbeda terhadap pengetahuan yang ingin
diketahuinya.
Model pembelajaran sentra memiliki ciri
khas pembelajaran sebagai berikut:
(1) Learning
by doing
(2) Learning
by stimulating
(3) Learning
by modelling
Beberapa pendekatan
yang harus diperhatikan setiap sentra, yaitu :
(1) Program
card, setiap anak harus merencanakan apa yang akan mereka lakukan pada hari
itu.
(2) Open
choice, guru membagi kelas menjadi kelompok kecil dimana setiap kelompok akan
mendapatkan tugas untuk mengerjakan tugas bersama-sama dan guru mengatur
perpindahan dari satu sentra ke sentra lain.
(3) Multi
station, berupa tempat pergantian dan waktu menunggu 3-5 menit.
(4) Enrichment
centers, setelah anak menyelesaikan tugasnya di masing-masing sentra, apabila
ada waktu luang mereka boleh menggunakan sentra untuk program pengayaan.
3. Pengelolaan
kelas berpindah (moving Class activity)
Pengelolaan kelas merupakan pengaturan
terhadap kegiatan yang dilakukan oleh guru baik di dalam ruang ataupun di luar
dalam rangka melancarkan proses belajar dan pembelajaran pada anak. Pengatuan
kelas adalah kunci sukses dari prose pembelajaran untuk anak usia dini. Adapun
hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam pengelolaan ruangan kelas yaitu :
(1) Mencegah
dan mengurangi tingkah laku dan masalah-masalah pengelolaan.
(2) Membrikan
kesempatan dan merespon keberhasilan pertumbuhan terhadap anak-anak yang mempunyai
penyimpangan.
(3) Mendukung
belajar dari pembelajaran yang terjadi dlam situasi di ruang kelas.
(4) Menumbuhkan
harga diri dalam jiwa anak, mengembangakn kemampuan mereka untuk mengambil
keputusan dan dapat pertanggungjawaban memebantu mengembangakan sikap
pengendalian diri dan disiplin.
C.
PRINSIP
PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pengembangan kurikulum hendaknya
memperhatikan beberpa prinsip berikut ini :
1. Relevansi,
kurikulum anak usia dini harus relevan dengan kebutuhan dan perkembanagna anak
secara individu.
2. Adaptasi,
kurikulum anak usia dini harus memperhatikn dan mengadaptasi perubahan
psikologis, IPTEK, dan seni.
3. Kontinuitas,
kurikulum anak usia dini harus disusun berkelanjuatan antara satu tahapan
perkembangan ke tahapn perkembangan berikutnya dalam rangka mempersiapkan anak
memasuki pendidikan selanjutnya.
4. Fleksibelitas,
kurikulum anak usia dini harus dipahami, dipergunakan dan dikembangkan secara
fleksibel sesuai dengan keunikan dan kebutuhan anak serta kondisi lembaga
penyelenggara.
5. Kepraktisan dan akseotabilitas, kurikulum
anak usia dini harus memberikan kemudahan bagi praktisi dan masyarakat dalam
melaksanakan kegiatan pendidikan pada anak usia dini.
6. Kelayakan (feasibility), kurikulum
anak usia dini harus menunjukkan kelaykan dan keberpihakan pada anak usia dini.
7. Akuntabilitas, kurikulum
anak usia dini harus dapat dipertanggungjawabkan pada masyarakat sebgai
pengguna jasa pendidikan anak usia dini.
D.
BERBAGAI
MODEL PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI
Terdapat berbagai model pembelajaran ana
usia dini yang dapat dipilih sesuai dengan situasi dan kondisi yang berbeda :
1. Model
kelas berpusat pada anak
Tujuan
menggunakan model kelas berpusat pada anak adalah :
(1) Untuk
mengembangakan seluruh aspek perkembngan anak.
(2) Memberikan
kesempatan kepada anak untuk mengali seluruh potensi yang dimiliki.
(3) Memberikan
kesempatan pada anak untuk mengembangkan kemampuannya melalui berbagai
pendektana kecerdasaan yang dimilikinya.
(4) Menggunakan
pendektana bermain yang dilaksanakan sesuai dengan prinsip “learning by
playing” dab “learning by doing”.
Strategi
pembelajaran berpusat pada anak ditandai dengan :
(1) Adanya
materi yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak.
(2) Metode
pembelajaran yang mengacu pada centers of interest melalui pengembangan
tematik.
(3) Media
dan sumber belajar yang dapat memperkaya lingkungan belajar.
(4) Pengelolaan
kelas yang bersifat demokrasi.
2. Model
keterampilan hidup
Asumsinya kecerdasaan yang dimiliki oleh
seorang anak ha ya akan berarti apabila dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari. Hal inilah yang dikenal dengan istilah kecakapan hidup (life
skill). Melaui berbagai kecakapan hidup yang dikuasainya anak inilah, kelak ia
akan mampu bertahan hidup dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri.
Karakteristik perkembangan anatara lain
: dapat mempergunakan serbet dan membersihkan tumpahan makanan, dapat
menuangkan air dan minuman sendiri, dapat makan sendiri, dapat memkai dan
melepas pakaian sendiri, dapat membuak kanjing baju, membuka dan menutup kran
air.
3. Model
BCCT ( Beyond Centre and Circle Time)
BCCT
adalah suatu metode atau pendekatan dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia
dini dan merupakan perpaduan anatara teori dan pengalaman praktik. Tujuan dari
model BCCT yang dimaknai sentra dan saat lingkaran adalah sebagai :
(1) Model
ini ditunjukan untuk merangsang seluruh aspek kecerdasaan anak (kecerdasaan
jamak0 melalui bermain dan tearah.
(2) Model
ini menciptakan setting pembelajaran yang merangsang anak untuk ktif, kreatif,
dn terus berpikir dengan menggali pengalaman sendiri.
(3) Dilengkapai
dengan standar operasional yang baku, yang berpusat di sentra-sentra kegiatan
dan saat anak berada di dalam lingkungan bersama pendidik, sehingga mudah
diikuti.
Ciri-ciri
dari model BCCT :
(1) Pembelajaran
berpusat pada anak.
(2) Menempatkan
seting lingkungan main sebagai pijakan awal yang penting.
(3) Memberikan
dukungan kepada anak untuk aktif , kreatif, dan berani mengambil keputusan.
(4) Peran
pendidik sebagai fasilitator, motivator, dan evaluator.
4. Model
bermain kreatif berbasis kecerdasaan jamak
Bermain
kreatif adalah kegiatan bermain yang memberikan kebebasaan pada anak untuk
berimajinasi, bereksplorasi dan menciptakan suatu bentuk krektivitas yang unik.
Ciri
model kreatif, yaitu sebagai berikut :
(1) Fase
berpikir kreaktif: persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi.
(2) Karakteristik
kreaktivitas : kelancaran, kelenturan, keaslian, elaborasi, keuletan dan
kesabaran.
(3) Penerapan
potensi kecerdasan jamak, yang merupakan ungkapan dari cara berpikir sesorang
yang dapat dijadikan modalitas dalam belajar melalui bermain.
5. Model
stimulai OED (observasi, ekspolasi, dan dikembangkan)
Metode OED sangat sesuai diterapkan pada
anak usia 2 tahun. Model stimulasi OED ini memiliki tiga langkah utama yaitu :
(1) Observasi
adalah kegiatan yng dilakukan oleh stimulator dalam rangka mengamati semua
perilaku yang muncul dari anak sebagi perwujudan dari potensi bawaan yang
dimilikinya.
(2) Eksplorasi
adalah kegiaan yang dilakukan oleh stimulator dalam rangka menggali
sebanyak-banyaknya perilaku yang muncul dari anak agar semua potensi yang
tersembunyi dapat segera muncul sesuai dengan masa peka yang ditunjukkan oleh
masing-masing anak.
(3) Dikembangkan
adalah kegiatan yang dilakukan oleh stimulator dalam rangka mengoptimalkan
potensi yang muncul sesuai dengna tahapan dan karakteristik perkembangan anak
pada saat itu.
Daftar Rujukan :
Sujiono, Yuliani Nuraini. 2009. Konsep
Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta; PT Indeks
Tidak ada komentar:
Posting Komentar