Total Tayangan Halaman

Kamis, 16 Februari 2017

MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD

MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD

    A.    PILAR PENGEMBANGAN KURIKULUM PAUD
Pengembangan kurikulum anak usia dini hendaknya dikembangkan berdasarkan tiga pilar, yaitu :
1.      Penataan lingkungandi dalam dan di luar kelas.
2.      Kegiatan bermain dan alat permainan edukatif.
3.      Interaksi yang ditunjukkan oleh guru dan anak serta orang-orang yang terdapat di lembaga pendidikan tersebut.
Selanjutnya pilar tersebut perlu dijabarkan ke dalam suatu strategi pembelajaran pada pendidikan anak usia dini yang terdiri dari komponen-komponen berikut ini
1.      Tujuan yang mengarah pada tugas-tugas perkembangan di setiap rentangan usia anak.
2.      Materi yang diberikan harus mengacu dan sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan yang sesuai dengan perkembangan anak.
3.      Metodde yang dipilih seharusnya bervariasi sesuai dengan tujun kegiatan belajar dan mampu melibatkan anak secara aktif dan kreatif serta menyenangkan.
4.      Media dan lingkungan bermain yang digunakan haruslah aman, nyamana dan menimbulkan ketertarikan bagi anak dan perlu adanya waktu yang cukup untuk bereksplorasi.
5.      Evaluasi yang terbaik dan di anjurkan untuk dilakukan adalah rangkaian sebah asesmen melalui observasi partisipatif terhadap apa yang dilihat, di dengar dan diperbuat oleh anak.
   B.     PENDEKATAN DALAM PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pada dasarnya terdapat 2 pendekatan yang diguanaka untuk pendidikan anak usia dini, yaitu : Pendekatana perilaku dan pendekatana perkembangan (Hainstock, 1999:7).  Pendekatan perilaku beranggapan bahwa konsep-konsep tidaklah berasal dari dalam diri anak dan tidak berkembangn secara spontan. Sedangkan perkembangan , berpandangan bahwa perkembanganlah yang memberikan kerangka untuk memahami dan mengahargai pertumbuhan alami anak usia dini.
Adapun pendekatan dalam pengembangn kurikulum paud yaitu :
    1.      Pendektana tematik
Pembelajaran tematik merupakan suatu strategi pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang pengembangan untuk memberikan pengalaman yang bermakna pada anak. Keterpaduan dalam pembelajaran ini dapat dilihat dari aspek proses atau waktu, aspekmkurikulum dan aspek belajar mengajar.
Pembelajaran pada tahap ini haruslah, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : (1) Berpusat pada anak, (2) memberikan pengalaman langsung pada anak (3) pemisahan bidang pengembangan tidak begitu jelas (4) menyajikan konsep dari berbagai bidang pengembangan dalam suatu  proses pembelajaran (5) bersifat fleksibel dan luwes.
Kekuatan pembelajaran tematik adalah :
(1)   Pengalaman dan kegiatan belajar relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak.
(2)   Menyenangkan karena bertolak dari minat dan kebutuhan anak.
(3)   Hasil belajar akan bertahan lebih lama karena lebih berkesan dan bermakna.
(4)   Mengembangakan keterampilan berpikir anak dengan permasalahan yang dihadapai.
(5)   Menumbuhkan keterampilan sosial dalam bekerja sama, toleransi, komunikasi dan taggapan terhadap gagasan orang lain.
    2.      Pusat kegiatan belajar (sentra)
Pusat kegiatan belajar pada pembelajaran yang berpusat pada anak di bangun atas dasar bahwa setiap anak memiliki modalitas, gaya belajar, dan minat yang berbeda terhadap pengetahuan yang ingin diketahuinya.
Model pembelajaran sentra memiliki ciri khas pembelajaran sebagai berikut:
(1)   Learning by doing
(2)   Learning by stimulating
(3)   Learning by modelling
Beberapa pendekatan yang harus diperhatikan setiap sentra, yaitu :
(1)   Program card, setiap anak harus merencanakan apa yang akan mereka lakukan pada hari itu.
(2)   Open choice, guru membagi kelas menjadi kelompok kecil dimana setiap kelompok akan mendapatkan tugas untuk mengerjakan tugas bersama-sama dan guru mengatur perpindahan dari satu sentra ke sentra lain.
(3)   Multi station, berupa tempat pergantian dan waktu menunggu 3-5 menit.
(4)   Enrichment centers, setelah anak menyelesaikan tugasnya di masing-masing sentra, apabila ada waktu luang mereka boleh menggunakan sentra untuk program pengayaan.
     3.      Pengelolaan kelas berpindah (moving Class activity)
Pengelolaan kelas merupakan pengaturan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh guru baik di dalam ruang ataupun di luar dalam rangka melancarkan proses belajar dan pembelajaran pada anak. Pengatuan kelas adalah kunci sukses dari prose pembelajaran untuk anak usia dini. Adapun hal yang harus diperhatikan oleh guru dalam pengelolaan ruangan kelas yaitu :
(1)   Mencegah dan mengurangi tingkah laku dan masalah-masalah pengelolaan.
(2)   Membrikan kesempatan dan merespon keberhasilan pertumbuhan terhadap anak-anak yang mempunyai penyimpangan.
(3)   Mendukung belajar dari pembelajaran yang terjadi dlam situasi di ruang kelas.
(4)   Menumbuhkan harga diri dalam jiwa anak, mengembangakn kemampuan mereka untuk mengambil keputusan dan dapat pertanggungjawaban memebantu mengembangakan sikap pengendalian diri dan disiplin.
    C.    PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM
Pengembangan kurikulum hendaknya memperhatikan beberpa prinsip berikut ini :
   1.      Relevansi, kurikulum anak usia dini harus relevan dengan kebutuhan dan perkembanagna anak secara individu.
    2.      Adaptasi, kurikulum anak usia dini harus memperhatikn dan mengadaptasi perubahan psikologis, IPTEK, dan seni.
    3.      Kontinuitas, kurikulum anak usia dini harus disusun berkelanjuatan antara satu tahapan perkembangan ke tahapn perkembangan berikutnya dalam rangka mempersiapkan anak memasuki pendidikan selanjutnya.
    4.      Fleksibelitas, kurikulum anak usia dini harus dipahami, dipergunakan dan dikembangkan secara fleksibel sesuai dengan keunikan dan kebutuhan anak serta kondisi lembaga penyelenggara.
   5.      Kepraktisan dan akseotabilitas, kurikulum anak usia dini harus memberikan kemudahan bagi praktisi dan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan pendidikan pada anak usia dini.
   6.      Kelayakan (feasibility), kurikulum anak usia dini harus menunjukkan kelaykan dan keberpihakan pada anak usia dini.
   7.      Akuntabilitas, kurikulum anak usia dini harus dapat dipertanggungjawabkan pada masyarakat sebgai pengguna jasa pendidikan anak usia dini.
   D.    BERBAGAI MODEL PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI
Terdapat berbagai model pembelajaran ana usia dini yang dapat dipilih sesuai dengan situasi dan kondisi yang berbeda :
    1.      Model kelas berpusat pada anak
Tujuan menggunakan model kelas berpusat pada anak adalah :
(1)   Untuk mengembangakan seluruh aspek perkembngan anak.
(2)   Memberikan kesempatan kepada anak untuk mengali seluruh potensi yang dimiliki.
(3)   Memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan kemampuannya melalui berbagai pendektana kecerdasaan yang dimilikinya.
(4)   Menggunakan pendektana bermain yang dilaksanakan sesuai dengan prinsip “learning by playing” dab “learning by doing”.
Strategi pembelajaran berpusat pada anak ditandai dengan :
(1)   Adanya materi yang sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak.
(2)   Metode pembelajaran yang mengacu pada centers of interest melalui pengembangan tematik.
(3)   Media dan sumber belajar yang dapat memperkaya lingkungan belajar.
(4)   Pengelolaan kelas yang bersifat demokrasi.
   2.      Model keterampilan hidup
Asumsinya kecerdasaan yang dimiliki oleh seorang anak ha ya akan berarti apabila dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal inilah yang dikenal dengan istilah kecakapan hidup (life skill). Melaui berbagai kecakapan hidup yang dikuasainya anak inilah, kelak ia akan mampu bertahan hidup dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri.
Karakteristik perkembangan anatara lain : dapat mempergunakan serbet dan membersihkan tumpahan makanan, dapat menuangkan air dan minuman sendiri, dapat makan sendiri, dapat memkai dan melepas pakaian sendiri, dapat membuak kanjing baju, membuka dan menutup kran air.
  3.      Model BCCT ( Beyond Centre and Circle Time)
BCCT adalah suatu metode atau pendekatan dalam penyelenggaraan pendidikan anak usia dini dan merupakan perpaduan anatara teori dan pengalaman praktik. Tujuan dari model BCCT yang dimaknai sentra dan saat lingkaran adalah sebagai :
(1)   Model ini ditunjukan untuk merangsang seluruh aspek kecerdasaan anak (kecerdasaan jamak0 melalui bermain dan tearah.
(2)   Model ini menciptakan setting pembelajaran yang merangsang anak untuk ktif, kreatif, dn terus berpikir dengan menggali pengalaman sendiri.
(3)   Dilengkapai dengan standar operasional yang baku, yang berpusat di sentra-sentra kegiatan dan saat anak berada di dalam lingkungan bersama pendidik, sehingga mudah diikuti.
Ciri-ciri dari model BCCT :
(1)   Pembelajaran berpusat pada anak.
(2)   Menempatkan seting lingkungan main sebagai pijakan awal yang penting.
(3)   Memberikan dukungan kepada anak untuk aktif , kreatif, dan berani mengambil keputusan.
(4)   Peran pendidik sebagai fasilitator, motivator, dan evaluator.
    4.      Model bermain kreatif berbasis kecerdasaan jamak
Bermain kreatif adalah kegiatan bermain yang memberikan kebebasaan pada anak untuk berimajinasi, bereksplorasi dan menciptakan suatu bentuk krektivitas yang unik.
Ciri model kreatif, yaitu sebagai berikut :
(1)   Fase berpikir kreaktif: persiapan, inkubasi, iluminasi, dan verifikasi.
(2)   Karakteristik kreaktivitas : kelancaran, kelenturan, keaslian, elaborasi, keuletan dan kesabaran.
(3)   Penerapan potensi kecerdasan jamak, yang merupakan ungkapan dari cara berpikir sesorang yang dapat dijadikan modalitas dalam belajar melalui bermain.
   5.      Model stimulai OED (observasi, ekspolasi, dan dikembangkan)
Metode OED sangat sesuai diterapkan pada anak usia 2 tahun. Model stimulasi OED ini memiliki tiga langkah utama yaitu :
(1)   Observasi adalah kegiatan yng dilakukan oleh stimulator dalam rangka mengamati semua perilaku yang muncul dari anak sebagi perwujudan dari potensi bawaan yang dimilikinya.
(2)   Eksplorasi adalah kegiaan yang dilakukan oleh stimulator dalam rangka menggali sebanyak-banyaknya perilaku yang muncul dari anak agar semua potensi yang tersembunyi dapat segera muncul sesuai dengan masa peka yang ditunjukkan oleh masing-masing anak.
(3)   Dikembangkan adalah kegiatan yang dilakukan oleh stimulator dalam rangka mengoptimalkan potensi yang muncul sesuai dengna tahapan dan karakteristik perkembangan anak pada saat itu.




Daftar Rujukan :
Sujiono, Yuliani Nuraini. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta; PT Indeks

TUJUAN, FUNGSI SERTA KOMITMEN KEBIJAKAN PAUD

TUJUAN, FUNGSI SERTA KOMITMEN KEBIJAKAN PAUD

       A.    TUJUAN PAUD
Tujuan PAUD yang ingin dicapai adalah untuk mengembangkan pengetahuan dan pemahaman orang tua dan guru serta pihak-pihak yang terkait dengan pendidikan dan perkembangan anak usia dini. Secara khusus tujuan yang ingin di capai, adalah:
    1.    Dapat mengidentifikasi perkembangan fisiologis anak usia dini dan mengaplikasikan hasil identifikasi tersebut dalam pengembangan fisiologis yang bersangkutan.
    2.   Dapat memahami perkembangan kreativitas anak usia dini dan usaha-usaha yang terkait dengan pengembangannya.
      3.         Dapat memahami kecerdasan jamak dan kaitannya dengan perkembangan anak usia dini
      4.         Dapat memahami arti bermain bagi perkembangan anak usia dini
      5.         Dapat memahami pendekatan pembelajaran dan aplikasinya bagi pengembangan anak usia dini

      B.     FUNGSI PAUD
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Beberapa fungsi pendidikan bagi anak usia dini,dapat dijelaskan sebagai berikut:
    1.      Untuk mengembangkan seluruh kemampuan yang dimiliki anak sesuai dengan tahapan perkembangannya.
      2.      Mengenalkan anak dengan dunia luar.
      3.      Mengembangkan sosialisasi anak.
      4.       Mengenalkan peraturan dan menanamkan disiplin  pada anak.
      5.      Memberikan kesempatan pada anak untuk menikmati masa bermainnya.
      6.      Memberikan stimulus kultural pada anak; memberikan ekspresi stimulus kultural.
          Selain itu, fungsi PAUD lainnya yang penting diperhatikan adalah;
    1.      Sebagai upaya pemberian stimulus pengembangan potensi fisk jasmani,dan indrawi melalui metode yang dapat memberikan dorongan perkembangan fisik/motorik dan fungsi indrawi anak.
    2.      Memberikan stimulus pengembangan motivasi, hasrat, dorongan  dan emosi kearah yang benar dan sejalan dengan tuntutan agama.
    3.      Stimulus pengembangan fungsi akal dengan mengoptimalkan daya kognisi dan kapasitas mental anak melalui metode yang dapat mengintegrasikan pembelajaran agama dengan upaya mendorong kemampuan kognitif anak.
Berdasarkan tujuan pendidikan anak usia dini dapat ditelaah beberapa fungsi program stimulasi edukasi, yaitu:
    1.      Fungsi Adaptasi, berperan dalam membantu anak melakukan penyesuaian diri dengan berbagai kondisi lingkungan serta menyesuaikan diri dengan keadaan dalam dirinya sendiri.
     2.      Fungsi Sosialisasi, berperan dalam membantu anak agar memiliki keterampilan-keterampilan sosial yang berguna dalam pergaulan dan kehidupan sehari-hari di mana anak berada.
     3.       Fungsi Pengembangan, berkaitan dengan pengembangan berbagai potensi yang dimiliiki anak. Setiap unsur potensi yang dimiliki anak membutuhkan suatu situasi atau lingkungan yang dapat menumbuhkembangkan potensi tersebut kearah perkembangan yang optimal sehingga menjadi potensi yang bermanfaat bagi anak itu sendiri maupun lingkungannya.
     4.      Fungsi Bermain, berkaitan dengan pemberian kesempatan pada anak untuk bermain, karena pada hakikatnya bermain itu sendiri merupakan hak anak sepanjang rentang kehidupannya. Melalui kegiatan bermain anak akan mengeksplorasi duniannya serta membangun pengetahuannya sendiri.
     5.      Fungsi Ekonomik, pendidikan yang terancam pada anak merupakan investasi jangka panjang yang dapat menguntungksn pada setiap rentang perkembangan selanjutnya. Terlebih lagi investasi yang dilakukan berada pada masa keemasan (the golden age) yang akan memberikan keuntungan berlipat ganda. Pendidikan di Taman Kanak-kanak merupakan salah satu peletakdasar bagi perkembangan selanjutnya.
      C.    KEBIJAKAN PAUD
1.      KOMITMEN INTERNASIONAL
Education for all (pendidikan untuk semua=PUS) di jomtien Thailand (1999) yang memperjuangkan kesejahteraan bagi anak di seluruh dunia. Education for all, pendidikn untuk semua (PUS) yang menyepakati perlunya pendidikan untuk semua orang sejak lahir sampai menjelang ajal.
Convention on the Raigh of the Chaild, menegaskan perlunya perlindungan dan perkembangan anak dalam layanan pendidikan dasar  dan  keaksaraan. Semua anak usia dini berhak mendapatkan pendidikan dasar. Yang dicanangkan dalam wajib belajar 9 tahun, tetapi sampai sekarang masih banyak anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan yang semestinya.
The Salamanca Statemen  di Spanyol tahun1994,pemenuhan kebutuhan bagi anak-anak berkebutuhan khusus,termasuk kebutuhan pendidikan.
Deklarasi Daklar di Senegal tahun 2000 yang bertemakan, pendidikan untuk semua dan semua untuk pendidikan (Education for all and all for Education).deklarasi  dakar ini merupakan penegasan dari komitmen jomiten dan menekankan perlunya perluasan dan memperbaiki keseluruhan perawatan dan pendidikan anak usia dini terutama bagi anak yang sangat rawan dan kurang beruntung.
World Fit for Children  dicanangkan dalam pertemuan pendidikan dunia di New York tahun 2002,yang telah menyepakati untuk menyepakati dunia aman dan kehidupan yang sehat bagi anak;World Fit for  Children telah mencanangkan kehidupan yang sehat, pendidikan yang berkualitas,  perlindungan terhadap aniaya, eksploitasi, dan kekerasan, serta memerangi HIV/ AIDS.
Early Childhood Care and Development adalah Pertemuan besar di Kairo-Mesir tahun 2003,yang agenda utama masalah perawatan dan pengembangan anak usia dini.
2.      KEBIJAKAN NASIONAL
Berbagai kebijakan yang terkait dengan keberadaan Pendidikan Anak Usia Dini di Indonesia telah ditetapkan dalam dokumen resmi Negara, seperti yang di uraikan berikut ini:
Pembukaan UUD RI 1945, terdapat kutipan yang berbunyi ”…kemudian dari pada itu,untuk membentuk suayu persatuan Negara Indonesia yang berkedaulatan rakyat , mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi, dan keadilan sosial,…”
Amandemen UUD 1945, tertulis pada pasal 28 C Ayat 2 bahwa setiap anak berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi,seni dan budayandemi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
Undang-undang Perlindunga anak, RI Nomor 23 Tahun 2002 tertulis bahwa; Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapatkan perlindungan dari kekerasaan dan diskriminasi (pasal 4); memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasarnya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9 ayat 1) dan selain hak anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), khusunya bagi anak yang menyandang cacat juga berhak memperoleh pendidikan luar biasa, sedangkan anak yang memiliki keunggulan juga mendapatkan pendidikan khusus (pasal 9 ayat 2). (Departemen Sosial RI, 2002:5)
Selanjutnya dalam UU RI NO. 20 TAHUN 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tertulis, bahwa Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.




Daftar Rujukan :
Sujiono, Yuliani Nuraini. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta; PT Indeks


Selasa, 10 Mei 2016

PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (E-LEARNING)



PEMBELAJARAN BERBASIS WEB (E-LEARNING)
             A.    KONSEP PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
Pembelajaran berbasis web merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang memanfaatkan media situs (website) yang bisa di akses melalui jaringan internet. Pembeljaran berbasis web atau yang dikenal juga dengan “web Based learning” merupakan salah satu jenis penerapan dari pembelajaran elektronik (e-learning).
E-learning  tidaklah sama dengan pembelajara konvensial. E-learning memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut :
    1.      Interactivity (interaktivitas); tersedianya jalur komunikasi yang lebih banyak, baik secara langsung (synchrounus), seperti chatting atau messenger atau tidak langsung (asynchrounus), seperti forum, mailing list atau buku tamu.
     2.      Independency (kemandirian); fleksibilitas dalam aspek penyediaan waktu, tempat, pengajar dan bahan ajar. Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi lebih terpusat kepada siswa ( student-centered learning).
     3.      Accessibility (aksesibilitas); sumber-sumber belajar menjadi lebih mudah diakses melalui pendistribusian di jaringan internet dengan akses yang lebih luas dari pada pendistribusian sumber belajar pada pembelajaran konvensional.
     4.      Enrichment (pengayaan); kegiatan pembelajaran, presentasi materi kuliah dan materi pelatihan sebagai pengayaan, memungkinkan penggunaan perangkat teknologi informasi seperti video streaming, simulasi dan animasi.
Keempat  karakteristik di atas merupakan hal yang membedakan e-learning dari kegiatan pembelajaran secara konvensional.
E-learning adalah E-learning adalah aktivitas belajar yang menggunakan bantuan teknologi elektronik. E-learning juga dapat diaplikasikan dalam pendidikan konvensional dan pendidikan jarak jauh. Web-based learning merupakan salah satu bentuk learning yang materi (content) maupun cara penyampaiannya (delivery method) melalui internet (web). Berikut adalah beberpa define pembelajaran berbasis web :
1.      Any learning experience or environment that ralies upon the internet/word wude web as the primary delivery mode of communication and presentation (http://www/usd.edu). Menyatakan bahwa “setiap pengalaman atau lingkungan belajar yang bertumpu kepada internet/word wide web sebagai sarana penyampaian komunikasi dan presentasi”.
2. E-learning specifically over the internet as opposed to other networks (http://www.onlinedegreezone.com). Bahwa e-learning melalui internet dibandingkan jaringan lainnya.
Berdasarkan definisi-definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis web adalah sebuah pengalaman belajar dengan memanfaatkan jaringan internet untuk berkomunikasi dan menyampaikan informasi pembelajaran.
            B.     FUNGSI DAN MANFAAT PEMBELAJATRAN BERBASIS WEB
Kruse (dalam Rusman, 2009:117) dalam salah satu tulisannya yang berjudul “using the web for learning” yang dimuat dalam dalam situs www.elearning.com mengemukakan bahwa pembelajaran berbasis web sering kali memiliki manfaat yang banyak bagi peserta didiknya. Bila dirancang dengan baik dan tepat, maka pembelajaran berbasis web bisa menjadi ppembelajaran yang menyenangkan, memiliki unsure interaktivitas yang tinggi, menyebabkan peserta didik mengingat lebih banyak materi pelajaran, serta mengurangi biaya-biaya operasional yang biasanya dikeluarkan oleh peserta didik untuk mengikuti pembelajaran (contohnya uang jajan/biaya ttransportasi sekolah).
Dikarenakan sifatnya yang maya/virtual, pembelajaran berbasis web dianggap telah memberikan fleksibilitas terhadap kegiatan pengaksesan materi pembelajaran. Penghantaran materi pembelajaran kini tiak lagi tergantung pada medium fisik seperti buku pelajaran cetak atau CD-ROM. Materi pembelajaran kini terbentuk data digital yang bisa di decode (diuraikan) melaui perangkat elektronik seperti computer, smartphone, telepon selular atau piranti elektronik lainnya.
            C.    MEMILIH METODE PEMBELAJARAN BERBASIS WEB YANG SESUAI
Terdapat berbagai macam pembagian pembelajaran berbasis web. Driscoll (Hutagalung,2009:26). Dalam bukunya, Web Based Training Creating e-learning Experience, membagi pembelajaran berbasisi web menjadi empat jenis. Ada dua langkah yang harus dilakukan untuk menentukan metode pembelajaran berbasis web jenis apa yang cocok untuk diterapkan dalam suatu kondisi pembelajaran.
Langkah pertama adalah menentukan terlebih dahulu tipe pembelajaran yang akan disampaikan. Analisis kebutuhan dilakukan pada langkah ini, untuk menentukan ranah mana yang akan disentuh dalam oleh proses pembelajaran ini, apakah kognitif, psikomotor atau afektif.dalam proses pembelajaran web ini mengelompokkan tujun pembelajaran atau pelatihan sehingga pengembangan program dapat mengetahui jenis kemampuan kognitif masing-masing membutuhkan penyampaian informasi, latihan, dan penilaian yang berbeda.
Langkah kedua dari pemilihan proses pembelajaran , adalah memilih tipe pembelajaran berbasis web yang paling penting tepat sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai. Untuk memilihi tipe pembelajaran berbasisi web mana yang paling tepat, pertama tentukan ranah pembelajaran yang pling merepresentasikan tujuan yaitu, kognitif, tentukan tingkat kemmpuan kognitif dan lihat, apakah termaksud permasalahan belajar highly structured atau ill-structured.
Pada akhirnya review keempat jenis pembelajaran berbasis web tersebut dan pilih berdasarkan ranah pembelajaranan tujuan dari pembelajaran dan tujuan dari pembelajaran yang akan disamapaikan.
            D.    KELEBIHAN DAN KEKURANGN PEMBELJARAN BERBASIS WEB
Sebagaimana media pembelajaran pada umumnya, pembelajaran berbasis web pun memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan.
      1.      Kelebihan Pembelajaran Berbasis Web
      a.       Memungkinkan setiap orang dimana pun, kapanpun, untuk mempelajari apa pun.
      b.      Pembelajaran dapat belajar sesuai dengan karakteristik dan langkahnya dirinya sendiri karena pembelajaran berbasis web membuat pembelajaran menjadi bersifat individual.
       c.       Kemampuan untuk membuat autan (link), sehingga pembelajaran dapat mengakses informasi dari berbagai sumber, baik di dalam maupun luar ligkungan belajar.
      d.      Sangat potensial sebagai sumber belajar bagi pembelajaran yang tidak memiliki cukup waktu untuk belajar.
      e.       Dapat mendorong pembelajaran untuk lebih aktif dan mandiri di dalam belajar.
     f.       Menyediakan sumber belajar tambahan yang dapat digunakan untuk memperkaya materi pembelajaran.
    g.      Menyediakan mesin pencari yang dapat digunakan untuk mencari informasi yang mereka butuhkan.
      h.      Isi dan materi pelajaran dapat di-update dengan mudah.
Sedangkan menurut Rusman (2009:118), ada lima kelebihan pembelajaran berbasis web yaitu :
    a.       Access is available anytime,anywhere, around the globe (akses tersedia kapanpun, dimana pun, di seluruh dunia)
     b.      Per-student equipment costs are affordable (biaya operasional setiap siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran enjadi lebih terjangkau).
   c.       Student tracking is made easy (pengawasan terhadap perkembanga siswa jadi lebih mudah). 
    d.      Possible “learning object” architecture supports on demand personalized learning (rancangan pembelajaran berbasis web memungkinkan dilakukannya kegiatan pembelajaran yang sudah terpersonalisasi)
     e.       Contentisealy update ( materi pembelajaran bisa diperbarui secara lebih mudah).
                                                                                                                                                               
     2.       Kekurangan Pembelajaran Berbasis Web
   a.       Keberhasilan pembelajaran berbasis web bergantung pada kemandirian dan motivasi pembelajaran.
   b.      Akses untuk mengikuti pembelajaran dengan menggunakan web seringkali menjadi masalah bagi pembelajaran.
    c.       Dibutuhkan panduan bagi pembelajaran untuk mencari informasi yang relevan, karena informasi yang terdapat di dalam web sangat beragam.
   d.     Dengan mengguanakan pembelajaran berbasis web, pembelajaran kadang merasa terisolasi, terutama jika terdapat keterbatasan dalam fasilitas komunikasi.
   
            E.     METODE BLENDED LEARNING DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
Blended Learning adalah metode belajar yang menggabungkan dua atau lebih metodependekatan dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran tersebut. Salah satunya contohnya adalah kombinasi penggunaan pembelajaran berbasis web dan penggunaan metode tatap muka yang dilakukan secara bersamaan didalam pembelajaran. Istilah blended Learning juga dikenal dengan sebutan Hybrid learning dan mixed learning.
Metode blended learning memberikan kesempatan bagi peserta pembelajaran online, salah satunya, untuk bertatap muka. Metode blended yang demikian banyak diterapkan utamanya ketika kompetensi yang hendak dicapai adalah keterampilan (psikomotorik) teretntu. Walaupun online learning memberikan kemudahan bagi para pelajar sebagai manusia, tetap memiliki keinginan untuk berada dalam suatu komunitas (dalam hal ini komunitas belajar) yang sesungguhnya, dan hal ini dipandang penting dalam pembelajaran.
             F.     PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN BERBASIS WEB
Hal yang membuat pembelajaran berbasis web ini efektif pada dasarnya bergantung pada pandangan dari pemegang kepentingan. Oleh karena sangat sulit untuk menentukan prinsip utama yang setidaknya harus ada dalam pembelajaran berbasis web (http://www/downes.ca) , di antaranya :
            1.      Interaksi
Interaksi berarti kapasitas komunikasi dengan orang lain yang tertarik pada topic yang sama atau menggunakan pembelajaran berbasis web yang sama. Hal ini berarti bahwa mereka yang terlibat dalam pembelajaran berbasis web tidak berkomunikasi dengan mesin, melainkan dengan orang lain (baik peserta maupun tutor) yang kemungkinan tidak berada pada lokasi bahkan waktu yang sama.                                    
            2.      Ketergunaan
Ketergunaan dimaksuddisini adalah bagaimana siswa mudah menggunakan web. Terdapat dua elemen penting dalam prinsip ketergunaan ini, yaitu konsistensi dan kesederhanaan. Intinya adalah bagaimana pengembangan pembelajaran berbasis web ini menciptakan lingkungan belajar yang konsisten dan sederhana, sehingga siswa tidak mengalami kesulitan baik dalam proses pembelajaran mupun navigasi konten (materi dan aktivitas belajar lain).
            3.      Relevansi
Relevansi diperoleh melalui ketepatan dan kemudahan. Setiap informasi dalam web hendaknya dubuat sangat spesifik untuk meningkatkan pemahaman pembelajaran dan menghindari bias.
            G.    PEMANFAATAN INTERNET DALAM PEMBELAJARAN
Internet, singkatan dari interconnection and networking, adalah jaringan informasi global. Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran mengkondisikan siswa untuk belajar secara mandiri “Through idenpendent study, students becomedoers, as well as thinkers”(cobine,1997). Para siswa dapat mengakses secara onlie dari berbagai perpustakaan, museum, database, dan mendapatkan sumber primer tentang berbagai peristiwa sejarah, biografi, rekaman, laporan, data statistic, 9Gordin et. Al,1995).
Pemanfaatan internet sebagai media pembelajaran memiliki beberapa karekteristik sebagai berikut ;
     1.      Dimungkinkan terjadinya distribusi pendidikan ke semua penjuru tanah air dan kapasitas daya tampung yang tidak terbatas karena tidak memerlukan ruang kelas.
      2.      Proses pembelajaran tidak terbtas oleh waktu seperti hlnya tatap muka biasa.
     3.      Pembeljaran dapat memilih topic atas bahan ajar yang sesuai dengan keinginn dan kebutuhan masing-masing.
     4.      Lamanya waktu belajar juga tergantung pada kemampuan masing-masing siswa. 
     5.      Adanya keakuratan dan kekinian materi pembelajaran.
    6.   Pembelajaran dapat dilakukan secara interktif, sehingga menarik siswa, dan memungkinkan pihak berkepentingan (orang tua siswa maupun guru) dapat turut serta menyukseskan proses pembeljaran, dengan cara mengecek tugas-tugas yang dikerjakan siswa secara online.
   
            H.    INTERNET SEBAGAI SUMBER BELAJAR
Peranan internet dalam organisasi sangat menguntungkan karena kemampuannya dalam mengolah data dengan jumlah yang sangat besar. Menggunakan internet dengan segala fasilitasnya akan memberikan kemudahan untuk mengakses berbagai informasi untuk pendidikan yang secara langsung dapat meningkatkan pengetahuan siswa bagi keberhasilan dalam belajar. Karena internet merupakan sumber data utama dan pengetahuan. Melalui teknologi ini kita dapat melakukan di antaranya untuk :
     1.      Penelusuran dan pencarian bahan pustaka.
    2.     Membangun program Artificial Intelligence (kecerdasaan buatan) untuk memodelkan sebuah rencana pembelajaran.
   3.   Member kemudahan untuk mengakses apa yang disebut dengan virtual classroom ataupun virtual university.
     4.      Pemasaran dan promosi hasil karya penelitian.
Kegunaan-kegunaan seperti di atas itu dapat diperluas bergantung kepada peralatan computer yang dimiliki jaringan dan fasilitas telepon yang tersedia dan provider yang bertanggung jawab untuk tetap terpeliharany penggunaan jaringan komunikasi dan informasi tersebut.
            I.       INTERAKSI TATAP MUKA DAN VIRTUAL
Ada tiga alas an mengap forum tatap muka masih dibutuhkan dalam kegiatan pembelajaran ini. Alasan tersebut adalah :
     1.      Perlunya forum untuk menjelaskan maksdu dan mekanisme belajar yang akan dilalui bersama secara langsung dengan semua peserta didik. Keberhasilan sebuah proses pembelajaran juga ditentukan oleh pemahaman peserta didik tentang apa, mngapa, dan bagaimana proses belajar dan mengerjakan tugas akan berlangsung. Berdasarkna pengalaman menjelaskan maksud dan mekanisme belajar merupakan langkah awal yang sangat vital. Kelancaran proses belajar selanjutnya sangat ditentukan pada tahapan ini.
    2.     Perlunya memberikn pemahaman sekaligus pengalaman belajar dengan mengerjakan tugas secara kelompok dan kolaboratif pada setia peserta didik. Karena model pembelajaran yang dirancang menuntut kerja kelompok maka peserta didik perlu memiliki kompetensi dan komunikasi. Iklim partisipatoris dan aktif terlibat dalam berbagai kegiatan perlu dikenalkan sekaligus dialami oleh setiap siswa. Untuk itu mengenal pribadi satu dengan yang lain perlu dilakukan secara langsung guna membangun suatu kelompok yang kokoh selama kerja secara virtual selanjutnya.
     3.      Perlunya pemberian pelatihan secukupnya dalam menggunakan computer yang akan digunakan sebagai media komunikasi berbasis web kepada setiap peserta didik. Dengan menyeratkan berbagai kegiatan computer besrta fasilitas sistem komunikasi pendukungnya, maka setiap peserta didik harus mempunyai keterampilan mengoperasikannya. Kekurang pahaman dalam kemungkinana rendahnya partisipasi mereka dalam berbagai kegiatan diskusi virtual selanjutnya.
           J.      TEKNOLOGI PENDUKUNG E-LEARNING
Dalam prakteknya e-learning memerlukan bantuan teknologi. Karena itu dikenal istilah: computer based learning (CBL) yaitu pembelajaran yang sepenuhnya menggunakan computer; dan computer assisted learning (CAL) yaitu pembelajaran yang menggunakan alat bantu utama computer. Teknologi pembelajaran terus berkembang. Namun pada prinsipnya teknologi tersebut dapat dikelompokkan menjadi uda, yaitu : teknologi based learning dan teknologi based web-learning. Teknologi based learning ini pada prinsipny terdiri dari Audio Information Technologies (radio, audio, tape, voice mail, telephone) dan video information technologies 9video tape, video text, video massaging). Sedangkan technology based web learning pada dasarnya adalah data Information technologies (bulletin board, Internet, e-mail, telecollaboration).
           K.    PENGEMBANGAN MODEL E-LEARNING
Haughey (Rusman,2007) tentang pengembangan e-learning. Menurutnya ada tiga kemungkinana dalam pengembangan sistem pembelajaran berbasis internet, yaitu :
      1.      Web Course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana  mahasiswa dan dosen sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukn adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penungasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak jauh.
     2.      Web Centric Course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampiakan melalui internet, dan sebagaian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini dosen bisa memberikan petunjuk pada mahasiswa untuk mempelajari materi perkuliahan melalui web yang telah dibuatnya. Mahasiswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, mahasiswa dan dosen lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui intenet tersebut.
     3.      Web Enhanced Course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara mahasiswa dengan dosen, sesame mahasiswa, anggota kelompok, atau mahasiswa dengan nara sumber lain.  Oleh karena itu, peran dosen dalam hal ini dituntu untuk menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari dan menemukan situs-situs yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.

           L.     KELEBIHAN DAN KEKURANG E-LEARNING
Petunjuk tentang manfaat penggunaan internet, khusunya dalam pendidikan jarak jauh ( soekartawi, 2002; mulvihil, 1997; Utarini, 1997), antara lain :
     1.      Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan siswa dapat berkomunikasi secara mudh melalui fasilitas internet secara regular atau kapan sja kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan tanpa dibatasi oleh jarak, tempat, dan waktu.
     2.      Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk ajar atau petunjuk belajar yang terstruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan jar yang dipelajari.
     3.      Siswa dapat belajar atau me-review bahan perkuliahan setiap saat dan di mana saja kalau diperlukan mengingat bahan ajar tersimpan di computer.
     4.      Bila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bagan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet secara lebih mudah.
    5.      Baik guru maupun siswa dapat melakukan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta yang banyak, sehingga menambah wawasan yang lebih luas.
     6.      Berubahnya peran siswa dari yng biasanya pasif menjadi aktif dan lebih mandiri.
     7.      Relatifnya lebih efisien, misalnya bagi mereka yang tinggal jauh darisekolah atau perguruan tinggi.
Walaupun demikian, pemanfaatan internet untuk pembelajaran atau e-learning juga tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Baerbagai kritik (Bullen, 2001, Beam, 1997), antara lain :
    1.      Kurangnya interaksi antara guru dan siswa atau bahkan antar siswa itu sendiri.
    2.     Kecenderungan mengabaikan aspek psikomotorik atau aspek sosial dan sebaliknya mendorong tumbuhnya aspek komersial.
     3.      Proses pembelajaran cenderung ke arah pelatihan dari pada pendidikan.
    4.      Berubahnya peran guru dari yang semula menguasai teknik pembelajaran konvensional, kini juga dituntut mengetahui teknik pembelajaran berbasis pada ICT.
    5.      Siswa yang tidak mempunyai motivasi belajar yang tinggi cenderung gagal.
    6.      Tidak semua tempat tersedia fasilitas internet atau jaringan.
    7.      Kurangnya tenaga yang mengetahui dan memiliki keterampilan mengoperasikan internet.
    8.      Kurangnya personal dalam hal penguasaan bahasa pemrograman computer.

DAFTAR PUSTAKA
Rusman, dkk. 2013. Pembelajaran berbasis teknologi Informasi dan Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas guru. Jakarta: PT. RajaGrafindo.